Karies Gigi
Salah satu permasalahan gigi dan mulut yang sering terjadi adalah karies gigi, linu pada gigi, dan bau mulut. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan mulai dari permukaan gigi (pits, fissure dan interproximal) meluas ke arah pulpa (Brauwer). Definisi lain karies adalah suatu proses kronis regresif dimulai dengan larutnya mineral email akibat gangguan keseimbangan antara email dan sekelilingnya disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial kemudian terjadi destruksi komponen organik (Schurs). Jika tidak diobati oleh dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal. Karies gigi dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat lanjut perkembangan (stadium karies), dan jaringan keras yang terkena (Anonim 2010).
Etiologi Karies Gigi
Beberapa faktor yang dihubungkan dengan karies gigi yaitu morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, kimia, dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makana menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengan-dung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel me-ngalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. (Tortora&Derrickson 2006).
Gejala Karies Gigi
Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu nyeri akan hilang. Tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan menyebabkan abses (penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong gigi keluar dari kantongnya. Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa menyebar lebih jauh melalui rahang dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan menembus kulit di dekat rahang (Anonim 2010)
Pencegahan Karies Gigi
Pelayanan diarahkan pada tahap pre-patogenesis atau pencegahan primer timbulnya penyakit, dengan upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (specific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.
Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam kategori ini. Pencegahan primer yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi topikal, pit dan fisur silen, konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko karies. Pencegahan primer yang diberikan dalam masyarakat adalah fluoridasi air minum, fluoridasi air sekolah dan kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan tindakan menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan alat pembersih gigi dan mulut lainnya (Anonim 2008).
Pengobatan Karies Gigi
Anonim. 2008. Karies gigi: Pengukuran risiko dan evaluasi. http://usupress.usu.ac.id [17 September 2010]
Sasmita IS dan Pertiwi ASP. 2009. Identifikasi, Pencegahan, dan Restorasi sebagai Penatalaksanaan Karies Gigi pada Anak. http://pustaka.unpad.ac.id [17 September 2010]
Tortora GJ, Derrickson B. 2006. Principles of Anatomy and Physiology. NJ: John Wiley&Sons.